Rabu, 27 Oktober 2010

JEMBATAN ADAM





Jembatan Adam, juga disebut Rama Setu berarti "Jembatan Rama", adalah rantai batu kapur antara pulau Mannar, didekat Sri Lanka barat laut dan Rameswaram, di pantai tenggara India. Menurut kepercayaan Hindu, jembatan ini dibangun oleh Rama, inkarnasi Dewa Wisnu, untuk menyelamatkan Sita yang diculik ke Alengka oleh Rahwana, seperti yang ditulis dalam kisah Ramayana. Banyak inskripsi, koin, panduan pengelana tua, referensi lama, peta religius kuno menandakan struktur ini dianggap suci oleh umat Hindu.
Jembatan itu pertama kali disebutkan dalam wiracarita berbahasa Sanskerta, Ramayana, gubahan Walmiki. Dunia barat pertama kali menemukannya dalam buku "karya bersejarah di abad ke-9" oleh Ibnu Khordadbeh dalam Buku tentang Jalan dan Negara (sekitar 850 M), merujuk kepada tempat yang disebut Set Bandhai atau "Jembatan Laut".

Nama Jembatan Rama atau Rama Setu (dari bahasa Sanskerta; Setu berarti jembatan) diberikan kepada bentang alam mirip jembatan ini di Rameshwaram, karena legenda Hindu mengidentifikasinya sebagai jembatan yang dibangun oleh Wanara (manusia kera), tentara Rama, yang digunakan untuk mencapai Alengka dan menyelamatkan istrinya Sita dari raja Rakshasa, Rahwana, sebagaimana dinyatakan dalam wiracarita Ramayana.

Karena memisahkan laut India dan Sri Lanka, wilayah itu disebut Sethusamudram yang berarti "Jembatan Laut". Petanya dibuat oleh pembuat peta Belanda pada tahun 1747, tersimpan di Perpustakaan Saraswati Mahal di Tanjore, menunjukkan wilayah ini sebagai Ramancoil, dari bahasa Tamil "Raman Kovil" (Kuil Rama)[5] Peta lain disusun oleh J. Rennel tahun 1788 diambil dari perpustakaan yang sama, menyebut daerah ini sebagai Kuil Rama.[6] Peta lainnya terdapat di atlas sejarah Schwartzberg dan sumber-sumber lain menyebut daerah ini dengan berbagai nama seperti koti, Sethubandha dan Sethubandha Rameswaram.Ramayana gubahan Walmiki menyatakan pembangunan jembatan ini di bawah komando Rama dalam ayat 2-22-76.

Peta pertama yang menyebut daerah ini Jembatan Adam (Adam's bridge) dibuat oleh pembuat peta dari Inggris pada tahun 1804, merujuk kepada legenda Islam, yang menyatakan bahwa Nabi Adam menggunakan jembatan untuk mencapai Puncak Adam di Sri Lanka, dimana ia berdiri bertobat dengan satu kaki selama 1.000 tahun , meninggalkan tanda berupa lubang besar menyerupai tapak kaki. Baik puncak maupun jembatan diberi nama menurut legenda ini.


Jembatan yang satu ini, memang cukup unik. Berbeda dengan jembatan – jembatan lain di dunia, keberadaannya tidak di darat melainkan di bawah air laut. Keberadaan jembatan ini baru akan nyata bila air laut sedang surut, khususnya tatkala bulan sedang tidak bersinar. Saat bulan tak bersinar, air laut akan surut dan jembatan bisa terlihat dengan mata telanjang.Tapi bila sedang bulan purnama penuh air laut meninggi dan gelombang laut jadi besar sehingga jembatan tidak terlihat.


Konstruksinya akan terlihat nyata bila kita lihat dari udara. Jembatan yang panjangnya 18 mil atau sekitar 30 km dengan lebar hampir 100 meter tampak meliuk seperti seekor ular. Badan arkeologi Sri Lanka banyak menerima gambar2 hasil pemotretan dari satelit,,khususnya yang dipotret oleh NASA(badan antariksa milik AS)menunjukan liku-liku konstruksi jembatan, yang terdiri dari tumpukan batu karang berbentuk balok ataupun tidak beraturan. Namun satu sama lain berdiri kokoh seperti dalam satu ikatan, yang tidak ada tanda-tanda kerusakan selama jutaan tahun.

Sampai sekarang para arkeologi Sri Lanka, tidak mengetahui berapa bobot tumpukan-tumpukan konstruksi batu itu.Hubungan antara batu karang yang satu dengan yang lain sulit dibongkar seperti ikatan batu pyramid Mesir atau tembok cina.

Kendati belum diketahui bobot timbangnya namun ditaksir tidak kurang antara 10 ton – 20 ton setiap baloknya. Meskipun jembatan ini diperkirakan sudah berabad-abad lalu, namun perhatian masyarkat dunia belum berfokus pada jembatan ini, karena masih diaanggap tumpukan karang biasa. Masyarakat Sri Lanka dan India yang mayoritas beragama Hindu berpendapat Jembatan ini sebagai tempat suci dan sakral karena dibangun oleh Raja Sri Rama, ketika akan menyebrangi Alengka Dirja (sekarang Sri Lanka), kerajaan Rahwana yang menyekap istrinya yaitu Dewi Sinta.

Dibantu Pangliama Kera Hanuman,dan jutaan pasukan kera dari Raja Sugriwa , Sri Rama mengurug lautan dengan batu karang dan membangun jembatan selama bertahun-tahun.Ahirnya tugas mulia yang diemban Hanuman selesai, dan pasuka Rama berhasil menaklukan kerajaan Alengka serta merebut Dewi Sinta.Epik kisah Ramayana ini, di Indonesia masuk kalender pariwisata nasional.Setiap purnama di kompleks Candi Prambanan di pentaskan sebuah Sendra Tari Ramayana.

Semua kisah tentang perjalanan hidup manusia kera dan Rama, terangkum dalam kitab suci Ramayana yang ditulis pendeta Walmiki.Untuk mengenang jasa Hanuman dalam membangun jembatan raksasa ini dibangun, sekarang di dekat pantai jalan masuk ke rama Bridge, didirikan kuil Hanoman.

Menurut Dr.Vijaya Laksmi Profesor Arkeologi mengungkapakan bahwa usia obyek penelitaian ini berkisar 1.750.000-2.000.000 tahun sedangkan berdasarkan cakram waktu Hindu berada pada kisaran waktu Sathya yaitu sekitar 1.728.000 tahun. Sementara pada masa Tredha 1.296.000 tahun, masa Kali 4.320.000 tahun dan masa Dwapara 8.640.000 tahun yang lalu.

Pada tahap awal ini, pusat perhatian penelitian tertuju pada aspek-aspek yang lebih luas. Pertama, menelusuri aspek-aspek arkeologis,sambil menelusuri berapa tahun jembatan batu karang itu. Diduga kuat usianya lebih tua dari pyramid di Mesir yang dibangun oleh Raja Fir’aun. Aspek kedua adalah meneliti perkembangan anthropologis, jutaan tahun silam dan perkembangan kebudayaan.

Dari arkeologis para peneliti mencari tahu siapa sebenarnya arsitek yang membangun jembatan tsb. Sebab dengan teknologi sekarang, pembangunan tersebuat masih belum terjangakau akal. Tidak terbayangkan orang2 terdahulu membangun sebuah jembatan yang kokoh sepanjang 18 mil di atas permukaan laut yang cukup ganas ombaknya.batuan karang yang rata rat 10 -20 ton tersusun rapi dan kokoh menahan gelombang laut yang ganas selama berabad-abad.gambaran pembangunan itu terekam dalam kitab suci umat Hindu ribuan tahun lalu secara rinci oleh Walmiki.

Dalam kitab itu , Walmiki mengungkapkan Sri Rama membutuhkan bantuan jutaan ekor kera untuk mengangkut batu dan mngurug lautan.
Bila melihat postur kera seperti sekarang,agak sulit diterima akal bila makhluk itu mampu berkolaborasi dengan manusia yang notabene jumlahnya saat itu masih terbatas. Bantuan pasukan itu datang dari Sugriwa, raja kera yang yang tengah berseteru dengan saudaranya Subali. Setelah ada kesepakatan, Sri Rama membantu merebut tahta saugriwa dari Subali. Setelah berhasil bangsa kera mambantu Rama membangun jembatan penyebrangan dari Rameswaram (India) je Sri Lanka.

Yang menjadi bahan pertanyaan para ahli arkeologi Sri Lanka dan UNICEF adalah, benarkah sosok Raja Sri Rama yang brilian itu pernah lahir di muka bumi, dan membuat karya yang spektakuler??? Kalau pernah ada dari bangsa mana, dan pada masa apa kehadirannnya. Karena dalam kitab suci itu diungkapkan bahwa Rama di bantu jutaan kera membangu jembatan ke Alengka.

Dari hasil penelitian lanjutan terungakap, yang pasti Sri Rama bukan dari ras Homo Sapiens (bangsa kera), tapi diduga kuat dari peralihan homo sapiens ke Australiensis. Ras ini memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggai, yang mampu membuat sebuah mahakrya dunia yang tahan oleh hempasam waktu, gelombang laut yang cukup ganans selama ribuan tahun.

Mengenai aspek anthropologis, para ahli menemukan penamaan ADAM BRIDGE erat kaitannnya dengan kehadiran sosok Nabi Ada, yang di duga kuat diturunkan di Sri lanka, tatkala untuk pertama kali ia menjajaka kakinya ke dunia.

Menurut Deraniyagaala pengarang buku ” The Early man and The Rise of Civilization in Sri Lanka” dari sejumlah bukti yang ada, baik berupa artefak dan peralatan hidup lainnya, sejak 2.000.000 tahun yan lalu di Sri Lanka memang telah ada komunitas kehidupan yang aktif. Salah satu buktinya adalah, penemuan kerangka manusia raksasa yang diperkirakan hidup di zaman periode Stya. Memiliki postur tubuh jangkung dengan ketinggian sekitar 60 hasta atau setinggi pohon kelapa. Kini para ahli masih meneliti apakah jerangka manuisia raksasa itu, hidup di zaman nabi Adam atau di zaman Nabi Nuh.

Di kaki gunung Himalaya. Di India pun, konon sudah memiliki kehidupan sekelompok masyarakat yang sudah rapi struktur kehidupan. Perdaban modern di Sri lanka, mobilitas migrasinya menggunakan jembatan Adam Bridge ketimbang menggunakan jalur laut yang ombaknya ganas. Selama ribuan tahun mereka bermigrasi ke seluruh daratan Asia terus sampai ke Timur jauh sebelum kemudian jembatab itu ditenggekamkan oleh air laut akibat mencairnya es di Kutub Utara...

1 komentar:

  1. untuk masukan, mungkin tulisannya bisa diganti menjadi warna hitam , supaya tidak terlalu menimbulkan kesan kontras yang perih dimata , terima kasih :)

    BalasHapus