Kamis, 06 Mei 2010
= SejaRaH MARga HasibuaN =
Dalam silsilah masyarakat suku batak (dalam struktur tarombo) bahwa si Raja Hasibuan adalah keturunan dari si Raja Sobu, si Raja Sobu yang hidup pada abad xv atau sekitar tahun 1455 adalah keturunan ke V dari si Raja Batak, ayahnya bernama Tuan Sorbadibanua anak dari istrinya yang ke dua bernama si Boru Basopaet (Putri Mojopahit).
Si Raja Sobu memiliki dua orang anak putra:
1. Raja Tinandang atau lebih dikenal dengan bernama Toga Sitompul dan adiknya
2. Si Raja Hasibuan.
Dimasa kecilnya, Toga Sitompul dan si Raja Hasibuan tinggal bersama orang tuanya di Desa Lobu Galagala yang terletak di kaki Gunung Dolok Tolong (Kabupaten Toba Samosir saat ini) dan setelah beranjak dewasa si Raja Hasibuan pergi merantau ke Desa Sigaol - Uluan dan menetap disana yang pada akhirnya menjadi bona pasogitnya Marga Hasibuan, dan ia pun mangalap boruni rajai boru Simatupang dari Muara.
Si Raja Hasibuan memiliki 4 anak (putra) dan 1 boru (putri),yaitu:
1. Raja Marjalo
Raja Marjalo tinggal di Sigaol - Uluan dan tetap memakai marga Hasibuan, namun setelah berumah tangga Raja Marjalo membuat atau membuka perkampungan baru yang diberi nama Hariaramarjalo di Lumban Bao Sigaol saat ini, Hariara (pohon ara) marjalo (namanya) dan membuat pertanda dengan menamakan pohon Hariara (ara) yang samapai saat ini masih berdiri kokoh dan di sampingnya telah dibangun Monumen si Raja Hasibuan yang sudah diresmikan tahun 2002 lalu.
2. Guru Mangaloksa
Guru Mangaloksa, dan pergi merantau ke daerah Silindung dan menetap disana di kampung Marsaitbosi dan menikah dengan marga boru (putri) Pasaribu. Keturunan Guru Mangaloksa telah memakai nama/marga baru yaitu marga Hutagalung, marga Hutabarat, marga Hutatoruan dan marga Lumbantobing, sementerata keturunan marga Panggabean ada yang menjadi marga Simorangkir dan keturunan dari Guru Mangaloksa ini dikemudian hari dikenal dengan sebutan " SI OPAT PUSORAN ", menurut cerita bahwa sebahagian keturunan Guru Mangaloksa yang merantau ke Tapanuli Sealatan Sipirok tetap memaki marga Hasibuan, begitu juga dengan marga Hasibuan dan marga Lumbatobing yang bermukim di Laguboti.
3. Guru Hinobaan
Guru Hinobaan, dan pergi merantau ke Barus / Sibolga atau Asahan dan tetap memakai marga Hasibuan.
4. Guru Maniti
Guru Maniti dan dikabarkan pergi meranatau ke daerah Aceh (Nangro Aceh Darussalam saat ini), dan kemungkinan keturunan inilah yang mengaku batak sampulu pitu (17) yang bermukim di kabupaten Alas saat ini, dan hingga saat ini Parsadaan Pomparan ni Raja Hasibuan dimanapun berada masih menanti kembalinya keturunan anak yang hilang ini.Anak ke lima adalah Guru Marjalang, dan ini pergi merantau ke Padang Bolak/Sibuhuan Tapanuli Selatan dan tetap memakai Marga Hasibuan.
5. Si Boru Turasi
Si Boru Turasi dan marhamulian/marhuta (kawin) dengan marga Sitorus Pane di Lumban Lobu, Si Boru Tumandi marhamulian/marhuta (kawin) dengan Marga Panjaitan di Sitorang, Si Boru Taripar laut marhamulian/marhuta (kawin) dengan marga Simanjuntak di Sitandohan Balige, Si Boru Sande Balige ke marga Siahaan di Hinalang Balige, dan Si Boru Nauli ke marga Siringo-ringo di Muara, dan ketika diadakan perayaan Monumen si Raja Hasibuan di Lumban Bao Hariaramarjalo tahun 2002 lalu semua perwakilan dari si Raja hasibuan dan boru hadir bersama rombongannya masing - masing, kecuali keturunan dari Guru Maniti yang tidak hadir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar